JEMBER, WARTAJEMBER - Forkopimda Kabupaten Jember bersama sejumlah pejabat Pemkab Jember, Kamis, 30 April 2020, menggelar rapat mengenai pengalokasian dana penanggulangan COVID-19 kepada masyarakat yang terdampak.
Dalam kesempatan itu, Bupati Jember, dr. Faida, MMR., yang memimpin rapat menyampaikan beberapa masalah yang dihadapi dalam penggunaan anggaran yang perlu ditangani bersama agar tidak berisiko.
Bupati menyampaikan ada tiga masalah. Pertama, masalah eksekusi belanja. Jumlah belanja sangat besar dalam waktu yang sangat pendek dengan jenis belanja yang bervariasi.
http://www.wartatv.co.id/2020/05/koramil-13-tebingtinggi-dan-budha-tzu.html?m=1
“SOP pengadaan berbeda seperti hari biasanya. Waktu pengadaan sangat dekat, sehingga ada risiko, maka dalam pengadaan ini perlu pengawalan,” ujar bupati di Pendapa Wahyawibawagraha,
Masalah kedua, alur pengadaan. Alur harus satu pintu kendali, yaitu alur satu pintu administrasi BTT (Belanja Tidak Terduga). Karena itu, anggaran menjadi kebencanaan sehingga terpusat di BTT.
Jember menjadi salah satu kabupaten dengan anggaran besar. Menurut bupati, ini karena pembangunan fisik tidak bisa dijalankan dan dilakukan refocusing besar ke masalah COVID-19.
Refocusing ini dibagi tiga kelompok. Yaitu kelompok penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan penanganan ekonomi. “Tidak harus bersama, dan tidak harus dengan tahapan terpisah-pisah,” jelasnya.
Ketiga, masalah distribusi. Masalah yang ada, sasaran tidak detail secara nama dan alamat (by name by address). Karena itu, distribusi ini menjadi rawan.
Di Jember sendiri, pada tahun 2019 sudah melakukan verifikasi dan validasi data oleh satgas. Dengan data ini sasaran bisa menjadi jelas dan penerima distribusi akan dipasang stiker agar jelas dan tidak overload.
“Kita fokus pada masyarakat yang belum menerima sasaran. Banyak sasaran yang kita kontrol berikut juga dengan by name by address,” ungkapnya.
BTT yang akan dibagi oleh Pemkab Jember kepada masyarakat miskin yang masuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) yang belum pernah mendapatkan bantuan sejumlah 103.222 orang.
Sementara sasaran yang terdampak covid-19 tapi tidak masuk dalam DTKS sebanyak 158.500 orang.
Begitu juga dengan data perluasan. “Pembagian bantuan juga disesuaikan dengan data hasil musyawarah desa,” terangnya. ( Nugroho / AB )http://www.wartajember.co.id/2020/04/kepada-gubernur-warga-mengaku-merasa.html?m=1
No comments:
Post a Comment